21.05

Cuplikan Video Liga Champions Barcelona Vs. Bayer Munchen

Cuplikan Video Perempat Final Liga Champions antara Barcelona FC Vs. Bayer Munchen
Di Nou Camp Stadium Kamis, 9 April 2009.

Cuplikan Video Liga Champions Barcelona Vs. Bayer Munchen









Dari hasil cuplikan diatas, bisa diprediksi, kalo Barcelona dah mempunyai kartu As untuk maju kebabak selanjutnya ato babak Semi Final. Rasanya sulit bagi Bayer Munchen Untuk bisa lolos ke babak Semi Final. Dengan kecolongnya 4 gol dari Barcelona.
Tapi, bagi penggemar Bayer Munchen, janganlah berkecil hati. Bola itu bundar, apapun bisa terjadi. Kita berdoa saja semoga besok di Allianz Arena Keajaiban bisa muncul untuk sang Tuan Rumah Bayer Munchen.
13.37

Cuplikan Video Liga Champions Liverpool Vs. Chelsea

Cuplikan Video Perempat Final Liga Champions antara The Reds Liverpool FC Vs. The Blues Chelsea FC
Di Anfield Stadium Kamis, 9 April 2009.


Cuplikan Video Liga Champions Liverpool Vs. Chelsea



The Reds... club yang ditakuti selama Liga Champions musim ini. Tapi kenapa, Anfield Stadium yang tak lain adalah Stadium kebanggaan The Reds sendiri menjadi saksi bisu atas kekalahan The Reds melawan The Blues 1-3. Rasanya sulit bagi The Reds untuk bisa naik ke babak Selanjutnya. Mereka harus mengalahkan The Blues di Stampford Brige Besok untuk bisa naik ke babak selanjutnya...
Tapi kita berdoa aja, semoga nasib baik menyelimuti The Reds besok di Stampford Brige
22.11

Dieng

Dieng adalah sebuah kawasan di daerah dataran tinggi di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa Dieng terbagi menjadi Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Kawasan ini terletak sekitar 26 km di sebelah Utara ibukota Kabupaten Wonosobo, dengan ketinggian mencapai 6000 kaki atau 2.093 m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin. Temperatur berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Bahkan, suhu udara terkadang dapat mencapai 0°C di pagi hari, terutama antara Juli—Agustus. Penduduk setempat menyebut suhu ekstrem itu sebagai bun upas yang artinya "embun racun" karena embun ini menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Obyek wisata

Kompleks Candi Dieng

Beberapa peninggalan budaya dan alam telah dijadikan sebagai obyek wisata dan dikelola bersama oleh dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Berikut beberapa obyek wisata di Dieng.

Etimologi

Nama Dieng berasal dari bahasa Sunda Kuna "Di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Nama Dieng berasal dari Bahasa Sunda karena diperkirakan sebelum tahun 600 daerah itu didiami oleh Suku Sunda dan bukan Suku Jawa.

Bumi Khayangan DIENG

Dataran tinggi Dieng adalah kawasan yang terletak di tengah-tengah Pulau Jawa (seumpama ditarik garis diagonal pada peta Pulau Jawa). Lebih lanjut pada tulisan ini Dataran Tinggi Dieng akan disebut dengan Dieng saja. Dieng adalah sebuah tempat yang menakjubkan dan kaya akan beragam keunikan budaya. Berikut inilah kisahnya.

Dieng berada dalam 5 wilayah kabupaten yaitu: Batang, Kendal, Temanggung, Wonosobo dan Bajarnegara.

peta_1
courtesy: Arga Visi Media

Sedang letak astronomis ada pada sekitar 7,20º Lintang Selatan dan 109,92 º Bujur Timur dan pada ketinggian ketinggian ± 2.095m dpa. Mungkin kalau pada Google Earth bisa dimasukkan Latitude: -7,20 dan Longitude: +109,92.

peta_1

Nama Dieng (konon) berasal dari bahasa Indonesia Purba (sebelum bahasa Kawi) atau mungkin bahasa Sunda Kuna dan bukan bahasa Sansekerta, “Di” dan “Hyang” yang berarti Kediaman Para Dewa ( The Gods Abode). Dari kawasan Dieng ini, sumber mata air Sungai Serayu berada. Sungai Serayu adalah sungai yang mengalir di daerah Jawa Tengah bagian Selatan dan bermuara di Cilacap. Sumber mata air ini disebut dengan Tuk Bimo Lukar (Mata-air Bimo Lukar). Tuk Bimo Lukar selain sebagai mata air Sungai Serayu konon juga dipercayai dapat membuat awet muda.

Candi-candi di Dieng dipercaya sebagai tanda awal peradaban Hindu di Pulau Jawa pada masa Sanjaya pada abad ke-8. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gugusan candi di Dieng yang konon untuk memuja Dewa Syiwa.Candi-candi tersebut antara lain: Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, Candi Gatot Kaca. Sedangkan untuk penamaan candi-candi itu sendiri dipercaya baru dimulai pada abad ke-19. Hal ini ditunjukkan dengan adanya relief-relief yang ada pada candi tersebut. Misalnya pada Candi Srikandi, relief yang terlukis justru merupakan penggambaran dari wujud Dewa Syiwa.Candi-candi tersebut dibangun dengan menggunakan konstruksi batu Andesit yang berasal dari Gunung Pakuwaja yang berada di Selatan komplek Candi Dieng.

Dieng terbentuk dari gunung api tua yang mengalami penurunan drastis (dislokasi), oleh patahan arah barat laut dan tenggara. Gunung api tua itu adalah Gunung Prau. Pada bagian yang ambles itu muncul gunung-gunung kecil yaitu: Gunung Alang, Gunung Nagasari, Gunung Panglimunan, Gunung Pangonan, Gunung Gajahmungkur dan Gunung Pakuwaja.

Beberapa gunung api masih aktif dengan karakteristik yang khas. Magma yang timbul tidak terlalu kuat tidak seperti pada Gunung Merapi. Sedangkan letupan-letupan yang terjadi adalah karena tekanan air bawah tanah oleh magma yang menyebabkan munculnya beberapa gelembung-gelembung lumpur panas. Fenomena ini antara lain dapat dilihat pada Kawah Sikidang atau Kawah Candradimuka .

Untuk antisipasi terjadinya bahaya vulkanik Direktorat Vulkanologi dan MITIGASI Bencana Geologi secara terus menerus memantau aktifitas vulkanik di Pegunungan Dieng.Dieng memang tempat yang elok dan damai serta menyimpan sejuta tantangan gairah para ilmuwan untuk melakukan penelitian. So, what are you waiting for ? *

22.11

Dieng

Dieng adalah sebuah kawasan di daerah dataran tinggi di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa Dieng terbagi menjadi Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Kawasan ini terletak sekitar 26 km di sebelah Utara ibukota Kabupaten Wonosobo, dengan ketinggian mencapai 6000 kaki atau 2.093 m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin. Temperatur berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Bahkan, suhu udara terkadang dapat mencapai 0°C di pagi hari, terutama antara Juli—Agustus. Penduduk setempat menyebut suhu ekstrem itu sebagai bun upas yang artinya "embun racun" karena embun ini menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Obyek wisata

Kompleks Candi Dieng

Beberapa peninggalan budaya dan alam telah dijadikan sebagai obyek wisata dan dikelola bersama oleh dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Berikut beberapa obyek wisata di Dieng.

Etimologi

Nama Dieng berasal dari bahasa Sunda Kuna "Di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Nama Dieng berasal dari Bahasa Sunda karena diperkirakan sebelum tahun 600 daerah itu didiami oleh Suku Sunda dan bukan Suku Jawa.

Bumi Khayangan DIENG

Dataran tinggi Dieng adalah kawasan yang terletak di tengah-tengah Pulau Jawa (seumpama ditarik garis diagonal pada peta Pulau Jawa). Lebih lanjut pada tulisan ini Dataran Tinggi Dieng akan disebut dengan Dieng saja. Dieng adalah sebuah tempat yang menakjubkan dan kaya akan beragam keunikan budaya. Berikut inilah kisahnya.

Dieng berada dalam 5 wilayah kabupaten yaitu: Batang, Kendal, Temanggung, Wonosobo dan Bajarnegara.

peta_1
courtesy: Arga Visi Media

Sedang letak astronomis ada pada sekitar 7,20º Lintang Selatan dan 109,92 º Bujur Timur dan pada ketinggian ketinggian ± 2.095m dpa. Mungkin kalau pada Google Earth bisa dimasukkan Latitude: -7,20 dan Longitude: +109,92.

peta_1

Nama Dieng (konon) berasal dari bahasa Indonesia Purba (sebelum bahasa Kawi) atau mungkin bahasa Sunda Kuna dan bukan bahasa Sansekerta, “Di” dan “Hyang” yang berarti Kediaman Para Dewa ( The Gods Abode). Dari kawasan Dieng ini, sumber mata air Sungai Serayu berada. Sungai Serayu adalah sungai yang mengalir di daerah Jawa Tengah bagian Selatan dan bermuara di Cilacap. Sumber mata air ini disebut dengan Tuk Bimo Lukar (Mata-air Bimo Lukar). Tuk Bimo Lukar selain sebagai mata air Sungai Serayu konon juga dipercayai dapat membuat awet muda.

Candi-candi di Dieng dipercaya sebagai tanda awal peradaban Hindu di Pulau Jawa pada masa Sanjaya pada abad ke-8. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gugusan candi di Dieng yang konon untuk memuja Dewa Syiwa.Candi-candi tersebut antara lain: Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, Candi Gatot Kaca. Sedangkan untuk penamaan candi-candi itu sendiri dipercaya baru dimulai pada abad ke-19. Hal ini ditunjukkan dengan adanya relief-relief yang ada pada candi tersebut. Misalnya pada Candi Srikandi, relief yang terlukis justru merupakan penggambaran dari wujud Dewa Syiwa.Candi-candi tersebut dibangun dengan menggunakan konstruksi batu Andesit yang berasal dari Gunung Pakuwaja yang berada di Selatan komplek Candi Dieng.

Dieng terbentuk dari gunung api tua yang mengalami penurunan drastis (dislokasi), oleh patahan arah barat laut dan tenggara. Gunung api tua itu adalah Gunung Prau. Pada bagian yang ambles itu muncul gunung-gunung kecil yaitu: Gunung Alang, Gunung Nagasari, Gunung Panglimunan, Gunung Pangonan, Gunung Gajahmungkur dan Gunung Pakuwaja.

Beberapa gunung api masih aktif dengan karakteristik yang khas. Magma yang timbul tidak terlalu kuat tidak seperti pada Gunung Merapi. Sedangkan letupan-letupan yang terjadi adalah karena tekanan air bawah tanah oleh magma yang menyebabkan munculnya beberapa gelembung-gelembung lumpur panas. Fenomena ini antara lain dapat dilihat pada Kawah Sikidang atau Kawah Candradimuka .

Untuk antisipasi terjadinya bahaya vulkanik Direktorat Vulkanologi dan MITIGASI Bencana Geologi secara terus menerus memantau aktifitas vulkanik di Pegunungan Dieng.Dieng memang tempat yang elok dan damai serta menyimpan sejuta tantangan gairah para ilmuwan untuk melakukan penelitian. So, what are you waiting for ? *